Merdunya adzan melebihi sebuah lagu
Adzan Lebih Indah daripada Lagu |
Friday, 14 January 2011 07:39 |
Amir Junaid Muhaddith alias Loon Mualaf/Mantan Rapper Top Ten Amerika Ia begitu populer di kalangan pencinta musik Amerika sehingga lagu-lagu yang dirilisnya seringkali bertengger dalam sepuluh besar lagu terpopuler di negeri Paman Sam itu. Tetapi dunia tarik suara ditinggalkannya setelah mendengar suara adzan. Suara yang belum pernah ia dengar sebelumnya itu ternyata mengguncang jiwa seninya. Artis sekaligus pencipta 52 lagu rap ini benar-benar merasakan bahwa adzan lebih indah daripada lagu yang ia pernah tulis dalam hidupnya. Dan suara itu pulalah sebagai kunci pembuka hatinya untuk mendapat hidayah Islam. Tak banyak artis yang banting setir meninggalkan dunianya. Loon adalah salah satu penyanyi yang mengambil jalan itu. Penyanyi papan atas Amerika ini meninggalkan dunia tarik suara di saat puncak kepopulerannya. Padahal dengan menjadi artis, di samping popularitas hartapun mengalir deras ke pundi-pundi koceknya. Bukankah itu yang dikejar manusia pada umumnya untuk memperoleh kebahagiaan? Tapi mengapa profesi itu mereka tinggalkan? Jawabannya, ia menyadari itu semua hanya kebahagian semu karena kebahagiaan sejati hanya dapat diraih saat seseorang memegang teguh jalan hidup yang benar yakni Islam. Kebahagiaan Semu Nama lahir Loon adalah Chauncey Lamont Hawkins, penyanyi lagu rap kesohor asal Amerika yang turut melejitkan nama kelompok musiknya yakni Bad Boy. Seperti pada umumnya artis yang sedang naik daun, pada tahun 2004, ia pun meninggalkan Bad Boy untuk bersolo karier, tetap dengan lagu rap yang bergenre R&B dan Hip Hop. Lagu-lagu mantan artis kelahiran New York, 35 tahun silam ini pun tampil dalam dua film yang disutradarai Damon Dash: State Property 2 dan Death of a Dynasty. Ketenaran yang luar biasa didapatnya karena musik. Lagu-lagunya disukai masyarakat Amerika. Maka tidak aneh bila media massa di Amerika menenggerkannya dalam 10 penyanyi top Amerika. Di samping sebagai penyanyi ia pun dikenal sebagai penggubah lagu. “Saya telah menulis 52 lagu,” akunya. Bahkan ketenarannya semakin meroket ketika ia berduet bersama penyanyi kelas dunia Bop Diddy sehingga penjualan kaset rekaman lagunya lebih dari 7 juta keping. Coba bayangkan, bila perkepingnya ia mendapat keuntungan satu dolar Amerika saja maka sekitar US$ 7 juta atau sekitar 70 milyar rupiah masuk ke rekeningnya. Wow siapa yang tidak mau duit sebanyak itu... pastilah banyak yang mengira bahwa ia telah memborong berbagai macam kebahagiaan dengan uangnya. Ait tunggu dulu, coba dengarkan pengakuannya dari lubuk hati yang paling dalam. “Anda boleh percaya atau tidak, kendati memiliki harta yang melimpah dan ketenaran, saya tidak pernah merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa...” ujarnya. Itulah ungkapkan perasaannya ketika belum bersentuhan dengan Islam. Kebahagiaan Sejati Meski resah dan gelisah, ia tetap menggeluti dunia musik dengan segala macam maksiatnya. Namanya semakin melejit, dan akhirnya memutuskan untuk konser go international, namun baru beberapa negara saja, konser itu berhenti. Terakhir saat ia tur ke Dubai, Uni Emirat Arab. Mengapa? Tiketnya tidak laku? Bukan. Tapi karena suara adzan. Saat ia tur ke Dubai, ia terkaget-kaget dengan budaya kaum Muslimin setempat. Perhatiannya terpikat kepada suara yang begitu memesona yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Suaranya begitu syahdu meskipun maknanya sama sekali tidak ia mengerti. Ia pun menanyakan apa makna dari suara itu dan mengapa orang-orang masuk ke gedung-gedung khas tempat suara itu berada. Apakah itu suara panggilan? Panggilan untuk apa? Ia mencari tahu dan bertanya-tanya. Ia pun sangat heran mengapa hal itu terjadi berulang kali dan setiap hari. Ternyata orang-orang yang ditanya terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja termasuk kepadanya. Suara itu disebut adzan, ujar orang yang ditanyainya, panggilan untuk shalat atau menyembah Allah, Tuhan semesta alam, yang dilakukan sehari lima kali dalam waktu dan tata cara yang telah ditentukan. Sedangkan sumber suara adzan itu berasal dari masjid tempat mereka berkumpul untuk shalat bersama-sama. Mendengar penjelasan singkat tersebut, mulailah sedikit ada gambaran dibenaknya. Ia benar-benar merasakan bahwa adzan itu lebih indah daripada lagu yang ia pernah ditulis dalam hidupnya. Ia pun mulai belajar tentang Islam, tidak jarang pergi ke toko buku untuk membeli buku -buku tentang Islam. Ia pun sering berdiskusi dengan para ulama, meminta penjelasan rinci tentang adzan dan shalat. Dari ibadah ritual lima waktu itu saja, Loon sudah dapat mengambil kesimpulan yang tepat. “Ini adalah sesuatu yang saya ingin menjadi bagian di dalamnya,” ujar Loon saat menceritakan perjalanan spiritualnya. Alasannya sederhana saja, orang-orang di dunia non Muslim melakukan ibadah yang berubah-ubah. Terjadi banyak inkonsistensi dalam praktik cara orang dalam menyembah Tuhannya. “Tapi yang saya lihat di dunia Islam sangat konsisten!” ujarnya. Namun ada satu lagi pertanyaannya: Apakah Islam itu hanya khusus untuk bangsa Arab, atau untuk semua manusia? Sampai akhirnya ia mendapat jawaban yang komprehensif dari ulama dan buku-buku tentang Islam yang ia baca bahwa Islam itu adalah agama untuk semua manusia, tanpa membedakan keturunan, suku dan bangsa. Setelah berpikir mendalam, ia putuskan masuk Islam dan shalat pertama kali saat kembali ke New York dan mengganti namanya menjadi Amir Junaid Muhaddith. Sejak itulah ia berubah 180 derajat. “Saya tinggalkan musik secara total!” tegasnya meninggalkan dunia artis yang ia gumuli selama 17 tahun. Sekarang ia merasakan ketenangan batin yang sejak lama dirindukannya. Selang beberapa bulan saja kebahagiannya bertambah karena di samping dirinya, Allah SWT pun memberikan hidayah kepada keluarganya, sehingga mengikuti jejak cerdasnya itu. “Saya merasa bertambah tenang lagi setelah istri dan anak saya juga masuk Islam,” ujarnya penuh rasa syukur. Semangatnya untuk belajar dan mengenal Islam semakin bertambah, karena tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Kini, ia juga telah bergabung dengan lembaga dakwah Islam di Kanada, bidang penyebaran Islam. “Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya,” ungkapnya. Wasiat Loon Sebagai orang yang mengetahui jorok dan najisnya dapur peradaban Amerika dan Barat, usai ibadah haji dan sebelum kembali ke New York di depan kamera televisi Al Jazeera, Amir menyampaikan wasiatnya kepada generasi muda Muslim di seluruh penjuru dunia agar tidak tertipu dengan menu sampah yang dihidangkan Amerika dan sekutunya. Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi muda Muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradaban Barat, demikian juga dengan tradisi mereka. Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu Barat dan perilaku mereka serta apa saja yang dilakukan oleh penyanyi Amerika atau Barat lainnya. Berbanggalah dengan Islam dan agama ini yang sekarang sedang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal Islam, mereka akan tahu bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutu dan berguna. Di akhir pesannya ia pun menyerukan kepada seluruh kaum Muslim, Banggalah Anda sebagai Muslim. Kenalilah Allah sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul yang membawa misi keselamatan. Subhanallah, Anda benar saudaraku![] joko prasetyo/berbagai sumber |
Komentar
Posting Komentar